ANALISIS PENGUKURAN KERJA
Oleh : PUSPITA EKA ROHMAH
ABSTRAK
Kerja
merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, yang sengaja
dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Kerja dapat juga di artikan sebagai
pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu. Tujuan kerja adalah untuk hidup. Dengan demikian, mereka yang
menukarkan kegiatan fisik atau kegiatan otak dengan sarana kebutuhan hidup,
berarti bekerja.
Pengukuran kerja adalah suatu aktivitas
untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator yang memiliki
skill rata-rata dan terlatih baik dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja
dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. Tujuan pokok dari aktivitas ini, berkaitan erat dengan usaha
menetapkan waktu standar.
Kata Kunci : Kerja, Pengukuran Kerja
Work
is something that is issued by a person as a profession, which is deliberately carried
out to obtain an income. Work
can also be
interpreted as the energy
expenditure for activities
required by a person to achieve
certain goals. The overarching goal is to live. Thus,
those who redeem physical
activity or brain
activity by means
of the necessities of life, it means work.
Measurement of work is an activity to determine the time required by an operator who has average skills and trained in carrying out a work activity in working conditions and normal tempo. The main objective of this activity, is closely related to the business set standard time.
Measurement of work is an activity to determine the time required by an operator who has average skills and trained in carrying out a work activity in working conditions and normal tempo. The main objective of this activity, is closely related to the business set standard time.
Key Word : Work, Measurement of
Work
PENDAHULUAN
Motion
study and time study
adalah suatu studi tentang gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pekerja untuk
menyelesaikan pekerjaannnya. Dengan studi ini ingin diperoleh gerakan-gerakan
standard untuk penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan-gerakan
yang efektif dan efisien. Pengukuran kerja adalah suatu aktivitas untuk
menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator yang memiliki skill
rata-rata dan terlatih baik dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam
kondisi dan tempo kerja yang normal.
Stopwatch
time study dan work sampling adalah cara pengukuran kerja secara
langsung. Keduanya umum diaplikasikan guna menetapkan waktu standar
ataupun mengukur kondisi kerja yang tidak produktif.
LANDASAN TEORI
Perancangan atau Pengukuran Sistem Kerja adalah suatu ilmu
yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu
rancangan sistem kerja yang terbaik. Ilmu ini merupakan salah satu ilmu didalam
disiplin teknik industri, bahkan dilihat dari sejarahnya, Perancangan Sistem
Kerja merupakan cikal bakal disiplin ini.
Dalam penerapannya, Perancangan Sistem Kerja akan
berinteraksi dengan berbagai ilmu lain didalam disiplin teknik industri untuk
secara bersamaan mencapai keadaan optimal dari suatu system produksi dalam arti
kata yang luas, yaitu sistem yang terdiri dari komponen-komponen manusia,
bahan, mesin, peralatan, dan uang. Sebagai suatu ilmu, Perancangan Sistem Kerja
mempunyai kerangka sendiri dengan bagian-bagiannya yang secara bersama-sama
terpadu untuk mencapai tujuan diatas.
Perancangan Sistem Kerja ini dikembangkan oleh F.W. Taylor
dan F.B. Gilbreth. Berdasarkan penelitian dari F.W. Taylor dan F.B. Gilbreth,
walaupun penelitian tersebut tidak dilakukan secara bersama-sama, yang
dikemudian hari dikenal sebagai suatu kesatuan dan dikenal sebagai Perancangan
Kerja atau Methods Engineering.
Perancangan ini dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek teknologi,
psikologis, dan sosiologis kerja sehingga diperoleh sistem kerja yang lebih
sesuai dengan kemampuan serta keterbatasan manusia.
Pengembangan teknik tata cara kerja berdasarkan teori F.W.
Taylor dan F.B. Gilbreth.
- F.W. Taylor (1981)
Memperhatikan
para pekerja dan menilai mereka tidak berprestasi maksimal. Taylor menggunakan
jam henti (stopwatch) untuk melakukan
pengukuan waktunya. Pengukuran waktu ini dikembangkan terus sampai dikenal
istilah waktu baku/standar untuk suatu pekerjaan. Penentuan aktu bagi suatu
pekerjaan sangat penting bagi sistem produksi: upah perangsang, penjadwalan
kerja dan mesin, pengaturan tata letak pabrik.
- Frank B. Gilbreth
Melakukan
penelitian terhadap gerakan-gerakan kerja dan membaginya menjadi sejumlah elemen-elemen
gerakan.Misalnya gerakan tangan mengambil sebuah gelas diurai menjadi
elemen-elemen menjangkau, memegang, dan mengangkat. Bersama istrinya, Lilian
yang juga seorang psikolog, keduanya mengembangkan serangkaian prinsip Perancangan
Sistem Kerja yang dikenal dengan Ekonomi Gerakan.
Tujuannya
untuk menghasilkan suatu sistem kerja yang terancang baik, sehingga
memudahkan dan menyamankan gerakan-gerakan kerja untuk menghindari atau
melambatkan datangnya kelelahan (fatique).
Pada
proses produksi, perancangan stasiun kerja dan metode kerja bukan hal mudah.
Kesalahan dalam perancangan maupun metode kerja akan berdampak buruk pada
proses secara keseluruhan. Evaluasi perancangan harus dilakukan secara terus
menerus untuk mendapatkan metode terbaik.
PEMBAHASAN
Pengukuran kerja
adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang
dibutuhkan oleh seorang operator yang memiliki skill rata-rata dan terlatih
baik dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja
yang normal. Tujuan pokok dari aktivitas ini, berkaitan erat dengan usaha menetapkan waktu standar. Secara
historis dijumpai dua macam pendekatan didalam menentukan waktu standar
ini,yaitu pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up) dan pendekatan dari
atas ke bawah (top-down).
Pendekatan bottom-up dimulai dengan mengukur waktu dasar (basic
time) dari suatu elemen kerja, kemudian menyesuaikannya dengan tempo kerja
(rating performance) dan menambahkannya dengan kelonggaran-kelonggaran
waktu (allowances time) seperti halnya kelonggaran waktu untuk melepas
lelah, kebutuhan personal, dan antisipasi terhadap delays. Pendekatan
dari atas kebawah (top-down) banyak digunakan dalam berbagai kontrak
dengan para pekerja, dimana waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja
dengan kualifikasi tertentu untuk melakukan suatu pekerjaan yang bekerja dalam
kondisi biasa, digunakan untuk menentukan besarnya jumlah insentif yang harus
dibayar pada pekerja diatas upah dasarnya. Apapun definisi yang digunakan,
pendekatan yang dipakai untuk menghitung waktu standar biasanya adalah
pendekatan bottom-up. Untuk menjelaskan prosedur penentuan waktu standar
dengan pendekatan bottom-up maka terlebih dulu perlu dipahami beberapa
definisi sebagai berikut:
- Waktu normal (normal time), yaitu waktu rata-rata yang dibutuhkan operator terlatih untuk melakukan suatu pekerjaan dalam kondisi kerja biasa dan bekerja dalam kecepatan normal, dalam hal ini tidak termasuk waktu longgar untuk kebutuhan pribadi dan waktu tunggu yang mungkin akan sangat penting jika pekerjaan tersebut dilakukan selama 8 jam
- Kecepatan normal (normal pace), yaitu rata-rata kecepatan operator yang terlatih dan bekerja secara bersungguh-sungguh untuk melakukan pekerjaan selama 8 jam dalam satu hari.
- Waktu aktual (actual time), yaitu waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan yang didapatkan secara langsung dari hasil pengamatan.
- Kelonggaran (allowance time), yaitu sejumlah waktu yang ditambahkan dalam waktu normal untuk memenuhi kebutuhan pribadi, waktu-waktu tunggu yang tak dapat dihindari, dan kelelahan.
Penelitian dan analisa kerja pada dasarnya akan memusatkan perhatiannya
pada bagaimana suatu kegiatan akan bisa diselesaikan secara efisien. Disini
suatu kegiatan akan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaiannya
berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu standar penyelesaian suatu
kegiatan, maka diperlukan aktivitas pengukuran kerja (work measurement atau time study).
Pengukuran waktu kerja akan menghasilkan waktu atau output standard yang mana
hal tersebut kemudian bermanfaat untuk :
·
Man power planning
·
Estimasi
biaya-biaya untuk upah pekerja
·
Penjadwalan
produksi dan penganggaran
·
Perencanaan sistem
pemberian bonus dan insentif bagi pekerja
yang berprestasi.
Indikasi output yang mampu dihasilkan oleh seorang
pekerja.
Waktu standar secara definitif dinyatakan sebagai waktu yang dibutuhkan
oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu standar tersebut sudah mencakup
kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang
harus diselesaikan.
Ada beberapa macam cara untuk mengukur dan menetapkan waktu standar. Dalam
beberapa kasus seringkali industri hanya sekedar membuat estimasi waktu dengan
berdasar pengalaman historis. Umumnya penetapan waktu standar dilaksanakan
dengan cara pengukuran kerja seperti :
·
Stopwatch time study
·
Work sampling
·
Standard data
·
Predetermined motion time system
Stopwatch time study dan work sampling adalah cara
pengukuran kerja secara langsung. Keduanya umum
diaplikasikan guna menetapkan wktu standar ataupun mengukur kondisi kerja yang
tidak produktif.
Pengukuran kerja dengan menggunakan
direct stop-watch time study
Untuk kelancaran kegiatan pengukura dan analisis nantinya,
maka selain stop-watch sebagai timing device diperlukan time study
form untuk mencatat data waktu yang diukur tersebut. Selain mencatat waktu
juga harus mencatat segala informasi yang berkaitan dengan aktifitas yang
diukur tersebut seperti sketsa gambar layout area kerja, kondisi kerja
(kecepatan kerja mesin, gambar produk, nama operator, dan lain-lain) dan
deskripsi yang berkaitan dengan elemental breakdown. Pengukuran dan pencatatan biasanya menggunakan metode kontinyu (stopwatch tidak
perlu dihentikan setiap kali elemen atau siklus kerja selesai diukur). Kegiatan
kerja yang akan diukur terlebih dulu harus dibagi-bagi ke dalam elemen-elemen
keerja secara detail. Dengan mengamati kegiatan yang akan diukur, kemudian
pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk menyelesikan setiap elemen kerja
tersebut diukur dan dicatat. Waktu yang terbaca dari stopwatch (yang bergerak
secara kontinyu) kemudian dicatat dalam kolom ”record”(R). Untuk setiap elemen
kerja dari setiap siklus kerja yang dicatat tersebut maka dilaksanakan
kalkulasi pada saat akhir studi. Waktu yang sebenarnya untuk setiap elemen
kerja ini kemudian dicatat dalam kolom ”Time”(T).
Pengukuran Kerja dengan Metode Work Sampling
Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan metoda sampling sepanjang hari kerja selama beberapa periode waktu
kerja. Pengamatan dilaksanakan secara random (untuk ini aplikasi dari
tabelangka random bisa dikerjakan) dan hasil pengamatan dicatat untuk
dievaluasi kemudian. Berikut sampel dari angka random yang bisa diperoleh dari
tabel angka random dapat ditunjukkan guna menetapkan waktu kapan sebuah
pengamatan harus dilakukan
Disini ketelitian data yang diperoleh akan sangat tergantung pada banyaknya
pengamatan yang dilakukan. Semakin besar jumlah pengamatan yang dilakukan maka
akan semakin teliti hasil yang diperoleh.
Untuk menentukan jumlah pengamatan
yang seharusnya dilaksanakan dalam metode sampling kerja maka hal ini agak
berbeda formulasinya dengan perhitungan untuk metode Stopwatch Time Study,
dimana data pengamatan diperoleh dari kegiiatan kerja yang siklusnya
berlangsung secara berulang-ulang (repetitive works); maka dalam metode work
sampling data pengamatan diperoleh dari kegiatan kerja yang siklusnya
berlangsung secara acak (random). Untuk ini berlaku hukum probabilitas, dimana
data pengamatan akan mengikuti distribusi binominal dan jumlah pengamatan yang
seharusnya dilakukan.
PENUTUP
Tujuan
APK adalah menghasilkan suatu sistem kerja yang ENASE yaitu efektif, nyaman,
aman, sehat dan efisien. Maksud dari tujuan ini adalah bahwa dengan
diterapkannya APK diharapkan sistem kerja yang dirancang efektif yakni mampu
menghasilkan output sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, nyaman, aman, dan
sehat bagi pekerja dan orang-orang yang berada di sekitar lingkungan tempat
kerja itu berlangsung, serta efisien dalam arti bahwa biaya yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu kecil nilainya dibanding dengan
output yang dihasilkan.
Keilmuan
APK, dilihat dari sejarahnya, merupakan cikal bakal disiplin Teknik Industri.
Apa yang dilakukan oleh para pendahulu Teknik Industri seperti Taylor dengan Time Study-nya,
pasangan suami istri Gilbreth dengan Studi Gerak dan hubungan antar pekerja,
merupakan dasar-dasar perancangan sistem kerja. Penerapan keilmuan APK dalam
suatu sistem produksi, juga tidak terlepas dari berbagai ilmu lain dalam Teknik
Industri. Kesemuanya ini berinteraksi untuk mengoptimalkan sistem integral yang
terdiri dari manusia, material, mesin, peralatan, uang dan informasi.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar