Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

RSS
Container Icon

VARIASI ALTERNATIF BAHAN BAKU KERTAS RAMAH LINGKUNGAN

  
Pengertian Kertas dan Pulp
Siapa yang tidak butuh kertas? Pastinya tidak ada orang yang tidak menggunakan kertas. Kertas sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari baik dalam skala kecil maupun besar.  Kertas adalah barang yang berwujud lembaran-lembaran tipis yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp yang telah mengalami pengerjaan pengeringan, ditambah beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan saling menjalin, serat yang digunakan biasanya berupa serat alam yang mengandung selulosa dan hemiselulosa. Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatannya ( mekanis, semikimia, kimia). Pulp terdiri dari serat - serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas.
Secara umum, kertas dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kertas budaya dan kertas industri. Yang termasuk kertas budaya adalah kertas-kertas cetak dan kertas tulis, diantaranya adalah kertas kitab, buku, koran dan kertas amplop. Sedangkan yang termasuk kertas industri adalah kertas kantong kertas minyak, pembungkus buah-buahan, kertas bangunan, kertas isolasi elektris, karton dan pembungkus sayur-sayuran.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar.
Tetapi bahan baku dari kertas yaitu kayu, jika digunakan secara terus menerus bisa menyebabkan jumlah kayu di Bumi semakin menipis. Salah satu pabrik di kawasan Blabak, Magelang yaitu Pabrik PT. Kertas Blabak telah berdiri sebuah pabrik kertas yang ramah lingkungan. Pabrik ini menggunakan kertas bekas sebagai bahan bakunya. Bahan baku tersebut didapatkan dari beberapa daerah seperti di Solo, Jawa Tengah. Pabrik ini tidak hanya menggunakan bahan baku yang menghemat pengeluaran pasokan kayu sebagai bahan bakunya. Tetapi, pabrik ini juga mempunyai IPAL sendiri yang mengontrol jumlah limbah air dari proses pembuatan kertas bekas menjadi kertas layak pakai kembali.
Nah, dari berdirinya pabrik tersebut, kita bisa mendapat inspirasi bahwa kita tidak hanya terpaku pada satu bahan dasar untuk mendapatkan keuntungan, bahkan dengan bahan baku alami yang lainya, setidaknya kita bisa menghemat kayu dunia, khususnya di Indonesia.
Berikut adalah beberapa variasi atau bahan alami lainnya yang bisa dijadikan bahan baku kertas : 

1.      Kertas dari Eceng Gondok (Eichornia crassipes ) dan Daun Nanas

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Perkembangbiakan eceng gondok sangat tinggi dan cepat sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Perkembangan tumbuhan air enceng gondok di perairan sangat pesat. Sekilas tanaman enceng gondok tidak berguna.
Bagi masyarakat di sekitar pinggiran sungai, enceng gondok adalah tanaman parasit yang hanya mengotori sungai dan dapat menyebabkan sungai menjadi tersumbat atau meluap karena enceng gondok terlalu banyak. Bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran danau, eceng gondok hanya dianggap sebagai tanaman pengganggu yang menghalangi transportasi di danau tersebut dan menyebabkan danau menjadi kotor. Kenyataan tersebut menyebabkan eceng gondok dianggap sebagai tanaman penggangu, tetapi bila kita jeli mencari peluang, tanaman eceng gondok akan sangat bermanfaat dan dapat memberikan peluang usaha sebagai bahan dasar Kertas.
Begitu juga daun nanas yang merupakan salah satu alternatif tanaman penghasil serat yang selama ini hanya dimanfaatkan buahnya saja sebagai sumber bahan pangan, sedangkan daun nanas sendiri tidak dimanfaatkan sehingga menjadi limbah yang sebenarnya berpotensi. Di Indonesia tanaman nanas sudah banyak dibudidayakan, terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Tanaman nanas akan dibongkar setelah dua atau tiga kali panen untuk diganti dengan tanaman baru, oleh karena itu limbah daun nanas terus berkesinambungan sehingga cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuat kertas yang dapat memberikan nilai tambah.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah Daun nanas, Eceng gondok, air bersih, soda api (NaOH) dan Ca(ClO)2.
Alat-alat utama yang digunakan terdiri dari Drum kapasitas 20 Liter, Ember plastic, Blender, Gunting, Neraca digital, Mistar, Mikrometer Skrup, Tearing Strength Test, Tensile Strength Test. 
 
Cara Kerja
Pada percobaan awal dilakukan pembuatan pulp daun nanas dan pulp eceng gondok, drum dengan kapasitas 20 liter diisi air sebanyak 15 liter, ke dalamnya dilarutkan 225 gram NaOH (soda api). Kemudian 1,5 kg tangkai eceng gondok kering dan daun nanas kering dimasukkan ke dalam drum yang sudah berisi larutan soda api. Proses pulping/pemasakan dilakukan pada suhu air mendidih selama 1,5 jam, setelah 1,5 jam akan didapat eceng gondok atau daun nanas dalam bentuk bubur yang menyatu dengan air. Lalu dicuci dan dilakukan proses Bleching. pembuatan pulp daun nanas dan eceng gondok ini dilakukan secara terpisah, dan bubur kertas dikeringkan dengan panas matahari.
Setelah pulp daun nanas dan eceng gondok kering, maka dilakukan pencampuran, dengan komposisi perbandingan persen berat pulp daun nanas dan pulp eceng gondok (100:0)%, (80:20)% (60:40)% (40:60)% (20:80)% (0:100)%. Pulp eceng gondok dan daun nanas yang telah dicampurkan direndam dengan air selama 24 jam, lalu diblender dan dicetak dengan ukuran cetakan 30x15 cm. dan dikeringkan dengan matahari selama 1 jam.

2.      Batang Pisang Sebagai Bahan Dasar Kertas Daur Ulang
Batang pisang juga dapat di olah menjadi kertas, yaitu setelah mengalami proses pengeringan dan pengolahan lebih lanjut. Proses pembuatan kertas dari bahan batang pisang pertama – tama yang harus dilakukan adalah, batang pisang tadi dipotong kecil- kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi kering proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak, namun pada saat proses perebusan sebaiknya di tambah dengan formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk mempercepat proses pelunaan juga untuk menghilangkan getah-getah yang masih menempel pada batang pisang tadi, pada proses berikutnya batang pisang yang sudah lunak tadi disaring dan dibersihkan dari zat-zat kimia tadi baru kemudian di buat bubur ( pulp) dengan cara di blender. Baru kemudian dicetak menjadi lembaran – lembaran kertas.

3.      Kertas dari  Kulit Singkong
Kulit singkong yang sudah di cuci diblender bersama lem. Lem ini untuk merekatkan bahannya. Setelah halus, bubur kulit singkong itu lalu dicetak di atas kain yang telah dilengkapi screen dan rakel.  Bubur yang diletakkan di atas kain dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah kering, barulah dicabut dari kain dan kertas sudah dapat digunakan. Jika cuaca cerah, pengolahan kertas menggunakan kulit singkong tersebut biasanya hanya membutuhkan waktu satu hingga dua jam saja. Cara yang sama juga dilakukan untuk bahan baku limbah kertas. Kertas dari kulit singkong ini bisa dikatakan sangat ramah lingkungan. Karena bahan baku utamanya adalah limbah. Untuk mewarnai kertas pun, bisa menggunakan bahan alami. Misalnya, menggunakan kunyit untuk warna kuning dan pandan agar warna kertas menjadi hijau.

            Nah, dari beberapa alternative kertas ramah lingkungan tersebut, kita bisa memilih untuk mengembangkannya menjadi suatu perusahaan besar yang akan membawa keuntungan tanpa merugikan bumi dan tanpa harus takut kehilangan bahan baku kayu.

References :

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tanpa ISO 14001 Perusahaan Terasa Belum Sempurna

Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 (International Standardization Organization) merupakan sebuah standar internasional yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan untuk membantu organisasi meminimalkan pengaruh negatif kegiatan operasional mereka terhadap lingkungan yang mencakup udara, air, suara, atau tanah. Menurut jurnal Environmental Management Systems and ISO 14001 Certification for Construction Firms, ada pernyataan bahwa “The ISO 14001 standard defines an EMS as ‘‘a management tool enabling an organization of any size or type to control the impact of its activities, products or services on the environment” yang artinya bahwa ISO 14001 atau system management lingkungan adalah suatu management atau instansi yang mengatur tentang dampak dari aktivitas, produk, dan pelayanan pabrik/perusahan terhadap lingkungan sekitarnya.

Sistem Manajemen Lingkungan merupakan bagian integral dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang terdiri dari satu set pengaturan-pengaturan secara sistematis yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, serta sumber daya dalam upaya mewujudkan kebijakan lingkungan yang telah digariskan oleh perusahaan. Sistem manajemen lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan performasi lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa.
Setiap perusahaan harus mempunyai sertifikasi ISO 14001 (System Management Lingkungan). Hal ini karena ISO 14001 mempunyai banyak manfaat yang akan menguntungkan pihak perusahaan. Manfaat dari ISO 14001 ada yang Internal dan ada juga yang Eksternal.
Manfaat ISO 14001 secara Internal adalah :
1.      Pengurangan biaya sebagai akibat dari bahan rasional dan pengelolaan sumber daya, menghemat energi dan lainnya, mengurangi volume sampah, menebang atau menghilangkan polusi.
2.      Kepatuhan terhadap peraturan hukum dan peraturan lainnya pada perlindungan lingkungan.
3.      Menghilangkan denda dan hukuman untuk non-kepatuhan peraturan hukum tentang perlindungan lingkungan.
4.      kemungkinan mengurangi biaya lingkungan.
5.      pinjaman bank pada preferensial.
6.      mengambil keuntungan dari pembiayaan dana struktural.
7.      meningkatkan kesadaran pro-ekologi karyawan serta pengendalian diri dan tanggung jawab mereka.
8.      Kemungkinan biaya asuransi berkurang.
9.      Meningkatkan keamanan di tempat kerja.
10.  Struktur manajemen yang lebih efisien di bidang perlindungan lingkungan.
Manfaat ISO 14001 secara Eksternal :
1.      Meningkatkan daya tarik di mata investor (pemegang saham) serta meningkatkan citra perusahaan yang dapat menimbulkan bisnis yang lebih sukses negosiasi.
2.      Meningkatkan daya saing di internal dan eksternal pasar (dengan memperdalam kepercayaan dari pelanggan dan kontraktor).
3.      Memperbaiki kondisi lingkungan alam.
4.      Meningkatkan pangsa pasar dengan memenuhi kebutuhan pasar dari 'merawat lingkungan.
5.      Memperbaiki hubungan dengan masyarakat setempat.
6.      Kemungkinan mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan yang baru.
7.      Meningkatkan kredibilitas lingkungan perusahaan di mata perwakilan pemerintah daerah dan mata pelanggan.
Selain itu ISO 14001 juga mempunyai peran penting bagi perekonomian perusahaan bersertifikasi ISO 14001. Karena menurut jurnal Benefits of Environmental Management System in Polish Companies Compliant with ISO 14001, ada pernyataan yang mengungkapkan bahwa “bagi suatu perusahaan yang mempunyai sertifikasi ISO 14001 adalah perusahaan yang memang peduli dengan lingkungan dan kesehatan para pekerja, jadi pemerintah, bank dunia, dan para investor siap untuk mendanai system lingkungan yang perusahaan tersebut jalankan”.

Manfaat Ekonomi dari ISO 14001, yaitu :
1.      Hemat energi.
2.      Peningkatan ketersediaan sistem produksi.
3.      Pengurangan biaya pengolahan limbah.
4.      Perawatan kesehatan.
5.      Pengurangan biaya asuransi.
6.      Peningkatan kapasitas dan efisiensi penggunaan sumber daya.
Manfaat ekonomi non-kuantitatif, termasuk berikut:
1.      Citra perusahaan.
2.      Pengetahuan yang lebih baik tentang pekerjaan dan sistem produksi.
3.      Citra produk terhadap pelanggan.
4.      Hubungan dengan pemerintah.
5.      Fleksibilitas sistem manajemen.
Menurut saya sendiri, sangat banyak manfaat sertifikasi ISO 14001 bagi suatu perusahaan, jadi kita bisa bayangkan bagaimana jika perusahaan berjalan tanpa mendapatkan pengakuan dari ISO 14001. Sistem manajemen lingkungan (ISO 14001) ini membawa efek positif dalam jangka panjang.  Jadi, apabila suatu perusahaan belum mendapatkan sertifikasi ISO 14001 atau system management lingkungan, perusahaan tersebut tidak bisa mendapatkan peluang untuk berhubungan lebih dekat dengan pihak pemerintah, belum mendapat citra perusahaan yang benar – benar baik, dan belum mendapatkan kepercayaan pelanggan dalam mengatur dampak produk yang dibuat oleh perusahaan tersebut bagi lingkungan sekitar, dan produk yang perusahaan tersebut pasarkan akan kalah saing dengan mereka yang mempunyai standarisasi ISO 14001. Oleh karena itu, bagi perusahaan yang belum mendapatkan sertifikasi ISO 14001, harus mengupayakannya agar perusahaan tersebut mendapatkan banyak manfaat dan produk yang dihasilkan juga tentunya bermanfaat.

References:
·         Department of Standardized Management Systems; PoznaÅ„ University of Economics, NiepodlegÅ‚oÅ›ci  10, 61-875 PoznaÅ„; Poland
·         JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND MANAGEMENT © ASCE / MAY/JUNE 2004


                          

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Review Jurnal 2


A.   JUDUL
Health effects and wind turbines: A review of the literature
B.   PENULIS
Loren D Knopper dan Christopher A Ollson
C.   SUMBER
Knopper and Ollson Environmental Health 2011, 10:78
D.   ABSTRAKSI
Kekuatan angin adalah salah satu yang terdefinisi sebagai sumber energy terbarukan yang tidak berkontribusi untuk pemanasan global dan tanpa mengeluarkan emisi atau limbah berbahaya. Menggunakan kekuatan angin juga bisa hemat atau mengurangi pemborosan, seperti pada saat menggunakan bahan bakar fosil. Meskipun tenaga angin telah dimanfaatkan sebagai sumber listrik selama beberapa dekade, tetapi hanya negara tertentu saja yang sudah memanfaatkan kekuatan angin secara menyeluruh atau efisien. Kekuatan angin untuk proyek pembangkit listrik dapat menyebabkan dampak terhadap kesehatan manusia. Hal ini terkait dengan dua isu utama, yaitu : desain turbin angin dan infrastruktur.Desain turbin angin dan literature yang kurang dikelola bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Contohnya frekuensi  elektromagnetik dari jaringan transmisi, bayangan flicker dari baling-baling, dan turbin angin noise (yaitu, tingkat terdengar tinggi rendahnya frekuensi suara). Kebisingan dari turbin angin tersebut bisa menimbulkan gangguan tidur bahkan stress, jadi bisa dikatakan sebagai pemicu gangguan kesehatan.
Dibawah persetujuan peraturan energy terbarukan Ontario, jarak terbaik untuk turbin angina dengan pemukiman penduduk adalah 550m dengan frekuensi suara 40 dB. Terlepas dari itu, perdebatan masih berlangsung sehubungan dengan efek kesehatan dari literature dan desain turbin angin, khususnya dalam hal terdengar dan tak terdengar kebisingan
E.   TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui dampak dari turbin angin bagi kesehatan dan kegiatan lainnya jika penempatan, desain ataupun literaturnya tidak sesuai dengan semestinya. Dan memberikan saran ataupun kritik agar penyelenggaraan turbin angin sebagai sumber energy terbarukan yang ramah lingkungan tanpa emisi pemanasan global dan bisa menghemat bahan bakar fosil ini dapat terealisasikan dengan baik tanpa harus merugikan pihak manapun.
F.    METODE
Metode penulisan jurnal ini adalah dengan metode pengumpulan data secara non tes, yaitu dengan observasi, wawancara, dan dengan studi dokumenter (mengumpulkan data dari dokumen – dokumen yang sudah ada). Penulis terfokus akan literature dan desain turbin angin dengan dampak kesehatan manusia yang tinggal didekat turbin. Hal ini berkenaan dengan jarak, maupun desain atau literaturnya. 

G.  HASIL
Orang – orang yang tinggal didekat turbin mengatakan bahwa suara dari turbin angin ini hampir mencapai batas level suara atau frekuensi tertinggi yang dapat diterima manusia untuk jangka panjang. Mereka mengeluhkan banyak faktor karena literature turbin angin yang tidak pada tempatnya atau bisa dikatakan tidak sesuai. Kebisingan selalu mereka dapatkan setiap hari. Dan, hal itu selalu mengganggu setiap aktivitas mereka ketika mereka dirumah, contohnya mereka jadi sulit tidur karena frekuensi yang mereka terima lebih dari 40-50 dB. Dan, tekanan yang lebih dari 50 dB itu sangat mengganggu dan berisik. Oleh karena itu, para penduduk yang tinggal di dekat turbin akan mengalami gangguan kesehatan karena tidak cukup tidur misalnya, gangguan tidur, sakit kepala, tinnitus (dering di telinga), tekanan telinga, pusing, vertigo, mual, penglihatan kabur, takikardia (denyut jantung cepat), lekas marah, masalah dengan konsentrasi dan memori, dan timbul rasa panik berlebihan. Karena kebisingan turbin angin, mereka juga akan terganggu disaat mereka sedang menginginkan waktu sunyi, seperti melakukan pekerjaan kantor dirumah ataupun belajar.
Selain dari suara turbin angin, dampak visual sebenarnya lebih mengganggu karena ladang luas yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk pemeliharaan domba atau hewan ternak lainnya, diubah menjadi lahan turbin angin dengan jumlah turbin yang sangat banyak dan dapat membuat mata bosan jika harus memandang terlalu lama. Hewan ternak yang berada didaerah turbin akan terganggu dengan kebisingan turbin angina tersebut, dan bisa mengalami stress, dan stress ini bisa menghambat proses perkembangbiakan hewan tersebut. Dan angin dari turbin tersebut bisa mengganggu spesies burung yang sedang terbang terganggu atau bahkan mati jika melewatinya.
Sebagian orang menganggap turbin angin adalah hal yang menjengkelkan, meskipun ada yang mengabaikan kebisingan turbin angin, tapi jumlah tersebut tidak sebanding daripada mereka yang mengeluhkannya. Setelah dilakukan survey, ternyata penduduk terganggu oleh kebisingan turbin angina dengan frekensi yang berbeda – beda. Ada yang terganggu pada frekuensi 40 dB, ada yang 4,5 dB dan ada yang tidak merasa terganggu sama sekali.
Keith et al. mengusulkan bahwa dalam pengaturan pedesaan yang tenang, tingkat suara yang diprediksi dari turbin angin seharusnya tidak melebihi 45 dB di lokasi reseptor sensitif (misalnya, tempat tinggal, rumah sakit, sekolah). Karena mengalami gangguan tidur karena kebisingan turbin angin tidak hanya menyebabkan gangguan kesehatan tetapi juga gangguan emosional atau psikis seseorang. Gangguan dari turbin angina yang tidak sesuai literature kota dan dengan desain yang kurang strategis ini tidak hanya karena kebisingan turbin angina, melainkan juga dari perilaku visual yang tampak. Contohnya, peternakan angin. Penulis terlihat menjelaskan secara detail tentang literatur dan desain yang tidak cocok bisa menimbulkan dampak yang tidak baik. Seperti penulis banyak menjelaskan tentang kebisingan turbin angina penyebab gangguan kesehatan karena kebisingannya yang tidak sesuai dengan literature kota.
Turbin angin didesain untuk tidak menimbulkan risiko. Penulis menyatakan bahwa Harding et al dan Smedley et al meneliti hubungan antara epilepsi fotosensitif dan pisau turbin angin flicker (juga dikenal sebagai bayangan flicker). Ini adalah peristiwa yang kebetulan, biasanya dimodelkan terjadi kurang dari 30 jam per tahun dari proyek turbin angin dan paling umum terjadi di senja dan fajar, ketika matahari berada di cakrawala. Kedua studi menunjukkan bahwa flicker dari turbin yang mengganggu atau memantulkan sinar matahari pada frekuensi lebih besar dari 3 Hz menimbulkan risiko potensial merangsang serangan fotosensitif di 1,7 orang per 100.000 popolasi penduduk. Untuk turbin dengan tiga bilah, ini diterjemahkan menjadi kecepatan maksimum putaran 60 rpm. Ini termasuk praktek normal untuk peternakan angin yang besar untuk frekuensi di bawah ambang batas ini. Meskipun bayangan flicker dari turbin angin adalah memimpin kemungkinan terjadinya fotosensitif epilepsi, tetapi hanya sedikit penelitian yang dilakukan untuk  orang-orang yang tinggal di dekat dengan turbin.
Penulis juga menyatakan bahwa telinga manusia merespon infrasonik Infrasonik ini diproduksi oleh proses fisiologis seperti respirasi, detak jantung dan batuk, serta sumber-sumber buatan manusia seperti sistem AC, beberapa proses kendaraan, dan industri turbin angin. Garam dan Hullar menyediakan data yang menunjukkan bahwa asumsi bahwa infrasonik disajikan pada amplitudo bawah dan apa yang terdengar tidak memiliki pengaruh pada telinga adalah keliru dan meringkas hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan respon fisiologis telinga manusia untuk frekuensi rendah noise (LFN) dan infrasonik. Pada frekuensi sangat rendah Sel-sel rambut luar (OHC) koklea dapat dirangsang oleh suara dalam kisaran tak terdengar. Garam dan Hullar berhipotesis bahwa "jika infrasonik mempengaruhi sel-sel dan struktur pada tingkat yang tidak dapat mendengar ini mengarah ke kemungkinan bahwa suara turbin angin bisa mempengaruhi fungsi atau menyebabkan sensasi asing ".
Studi ilmiah adalah salah satu cara untuk menyebarkan informasi tentang turbin angin dan efek kesehatan. Masyarakat umum tidak selalu memiliki akses ke jurnal ilmiah dan sering mendapatkan informasi mereka, dan membentuk opini, dari sumber yang kurang akuntabel. apa yang jelas adalah bahwa banyak situs telah dibangun oleh individu atau kelompok untuk mendukung atau menentang pengembangan proyek turbin angin, atau situs media melaporkan perdebatan.
Menurut penulis, Pada tahun 2007, Alves-Pereira dan Castelo Branco http://www.wind-watch.org/documents/industrial-wind-turbinesinfrasound-dan-vibro-akustik-penyakit VAD/ mengeluarkan press-release yang menunjukkan bahwa penelitian mereka menunjukkan yang tinggal di dekat turbin angin telah menyebabkan perkembangan penyakit vibro-akustik (VAD) di dekatnya rumah penghuni. Tampaknya bahwa penelitian ini hanya dipresentasikan pada konferensi, belum dipublikasikan dalam jurnal atau  kajian ilmiah. Selain itu, Alves-Pereira dan Castelo Branco tampaknya para peneliti utama yang mengumumkan VAD sebagai hipotesis Efek buruk dari Turbin angin yang tidak sesuai literaturnya.

H.   KESIMPULAN
Tenaga angin telah dimanfaatkan sebagai sumber Energi listrik di seluruh dunia. Debat yang berlangsung sehubungan dengan hubungan antara dilaporkannya efek kesehatan dan angin turbin, khususnya dalam hal terdengar dan tak terdengar kebisingan. Akibatnya, jarak kemunduran minimal telah didirikan di seluruh dunia untuk mengurangi atau menghindari potensi efek bagi orang-orang yang tinggal disekitar turbin angin.
Setelah dikaji oleh beberapa pihak dalam waktu yang cukup lama, terdapat beberapa hal yang memang menjadi kendala dalam pengalih fungsian dari energy fosil menjadi energy terbarukan, yaitu turbin angin ini. Hal – hal yang  ditimbulkan oleh pengadaan turbin angin ini menurut penulis, ada dampak yang baik dan ada pula dampak buruknya. Dampak baiknya adalah, dunia bisa menghemat keluaran energy fosil dengan memanfaatkan energy angin sebagai energy listrik terbarukan yang ramah lingkungan. Dan dampak buruknya, turbin angin mengakibatkan gangguan kesehatan dan mengganggu beberapa aktifitas kehidupan.
Hal ini terjadi karena literature atau desain dari turbin angin yang tidak sesuai atau tidak semestinya. Turbin angin yang jaraknya terlalu dekat dengan pemukiman penduduk bisa mengakibatkan hal – hal yang kurang baik, baik bagi kesehatan maupun kegiatan lainnya. Karena turbin angin yang berisik dan angin yang berasal dari turbin ini besar kekuatannya, hal ini bisa mengganggu tidur, ketenangan, dan burung yang terbang juga bisa mati.
Menurut penulis para instansi telah menghabiskan waktu berjam-jam di untuk memecahkan literature seperti apa yang tepat agar tidak mengganggu penduduk disekitarnya. Dan mereka pun turut mencari solusi bagaimana agar turbin angin tersebut tidak menimbulkan dampak yang terlalu signifikan dalam kesehatan dan aktifitas kehidupan lainnya.
I.      SARAN
Sebaiknya untuk selanjutnya, penulisan lebih spesifik dan tidak terlalu berbelit apalagi dalam ruang lingkup yang sama, karena hal ini bisa mengakibatkan para pembaca menjadi lebih sulit untuk memahami maksud dari sang penulis. Dan dibutuhkan beberapa sumber yang memang sudah melakukan penelitian dalam solusi masalah tersebut. Jadi akhir dari permasalahan yang dibahas sebelumnya tidak rancu dalam pemecahan masalah.

Reference : Knopper and Ollson Environmental Health (http://www.ehjournal.net/content/10/1/78)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS