ABSTRAK
Pada
era yang semakin modern ini, persaingan semakin ketat, kehidupan semakin sulit
ditambah dengan keadaan ekonomi negara yang semakin lama semakin mengalami
kenaikan inflasi yang berarti juga semakin menyengsarakan rakyatnya. Oleh
karena itu, dibutuhkan pemimpin muda yang berkompeten dan mempunyai daya juang
yang tinggi. Dibutuhkan pemimpin yang mampu mengelola dan mengatur Sumber Daya
Manusia agar SDM yang ada memiliki nilai yang tinggi dan dapat bersaing
dimanapun mereka ditempatkan.
Pemimpin
muda dibutuhkan dalam MSDM karena pemimpin muda kecakapannya melihat masalah
lebih baik daripada pemimpin yang berumur. Pemimpin muda juga lebih banyak
menyiapkan strategi dalam membentuk membangun dan memberdayakan Sumber Daya
Masyarakatnya melalui MSDM.
PERMASALAHAN
Di
era yang sudah memasuki MEA ini, memang sangat dibutuhkan pemimpin muda dan
berkualitas khususnya pemimpin di bidang pengolahan dan pemberdayaan Sumber
Daya Manusia. Pemimpin yang mengerti bagaimana Management Sumber Daya Manusia
(MSDM) yang baik, maka pemimpin tersebut akan lebih mudah untuk membina dan
mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai nilai
jual yang tinggi berdasarkan dengan kemampuan Sumber Daya Manusia itu sendiri.
Namun
masih sangat disayangkan, bahwa kenyataannya usia dari seorang pemimin atau
yang di kategorikan pantas sebagai pemimpin kebanyakan harus yang sudah
berumur, dengan alasan yang kurang masuk akal. Bagaimana tidak, bahwasannya
seseorang yang patut dan pantas dijadikan pemimpin adalah yang usianya sudah 40
tahun keatas. Hal ini dimaksudkan agar seorang pemimpin tersebut sudah
mempunyai banyak pengalaman, sudah banyak makan asam garam kehidupan sehingga
dianggap sudah bisa untuk menyelesaikan permasalahan yang nantinya akan muncul
di tengah kepemimpinannya.
Padahal
paradigma dan opini yang seperti itulah yang salah, tapi opini yang seperti itu
yang selalu diterapkan dimasa kini. Padahal banyak pemimpin muda berbakat dan
bernilai jual tinggi yang mampu menjadi terobosan dan mampu menjadi pemimpin
dengan cara – cara yang baru dan inovatif. Pemimpin yang masih muda juga lebih
mampu untuk berkreasi di bidang yang mereka kuasai, meskipun terkadang seorang
pemimpin muda terkesan egois dan kurang pengalaman. Pemimpin yang sudah berumur
bisa memberikan wejangan sehingga pemimpin muda bisa maju tanpa kesalahan yang
fatal. Dan bisa terjadi regenerasi yang baik di dalam kepemimpinan.
LANDASAN
TEORI
A.
URGENSI
Urgensi menurut nomina (kata benda) adalah keharusan yang mendesak atau bisa diartikan sebagai hal sangat penting. Dan jika diartikan dari dan menurut sifatnya Urgensi diartikan penting. Penting disini bisa menjadi fleksibel tergantung dari kalimatnya sendiri. Urgensi bisa diletakan untuk menekankan suatu kalimat menjadi kalimat yang lebih kuat dan akurat.
Urgensi menurut nomina (kata benda) adalah keharusan yang mendesak atau bisa diartikan sebagai hal sangat penting. Dan jika diartikan dari dan menurut sifatnya Urgensi diartikan penting. Penting disini bisa menjadi fleksibel tergantung dari kalimatnya sendiri. Urgensi bisa diletakan untuk menekankan suatu kalimat menjadi kalimat yang lebih kuat dan akurat.
B.
PEMIMPIN
1.
Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan
Pemimpin
adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2.
Robert
Tanembaum
Pemimpin adalah mereka
yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan,
mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan
dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
3.
Prof.
Maccoby
Pemimpin pertama-tama
harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik
dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang
yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai
agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib
dan ide ketuhanan yang berlainan.
4.
Davis
and Filley
Pemimpin adalah
seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan
suatu pekerjaan memimpin.
5.
Pancasila
Pemimpin harus bersikap
sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan
kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah:
a. Ing
Ngarsa Sung Tuladha:
Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola
anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
b. Ing
Madya Mangun Karsa:
Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada
orang – orang yang dibimbingnya.
c. Tut
Wuri Handayani:
Pemimpin harus mampu mendorong orang–orang yang diasuhnya berani berjalan di
depan dan sanggup bertanggung jawab
PEMBAHASAN
Banyak yang beransumsi bahwa seorang
pemimpin muda tidak dapat memimpin bawahannya dengan baik, karena pemimpin muda
masih memiliki jiwa arogan yang sangat tinggi, egois, dan pengalaman yang
minim, namun sebenarnya hal itu tidak dapat dijadikan indikator bahwa seorang
pemimpin muda tidak punya potensi untuk memimpin dengan baik. Dan perdebatan
antara kepemimpinan tua dan muda kembali menyeruak. Tidak hanya di ranah
politik, tapi kali ini dalam manajemen perusahaan. Seorang pemimpin yang masih
muda biasanya akan menemui banyak kendala karena kurang memiliki kematangan dan
pengalaman sebagai pemimpin. Mereka juga dianggap belum layak dijadikan model
teladan.
Kita tidak terkejut mendengar pendapat
ini. Pendapat seperti ini tumbuh subur di masyarakat, bahkan dalam perusahan.
Namun demikian bukan berarti ada kata setuju dengan pendapat ini.
Tua dan muda, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Usia tua
sering diasosiasikan dengan kematangan, kebijaksanaan dalam berpikir dan
memutuskan. Hal yang dirasa perlu dilatih pada mereka yang lebih muda.
Sementara itu, usia muda identik dengan semangat yang tinggi, cakrawala
berpikir yang lebih terbuka, dan mobilitas yang tinggi.
Kita harus yakin banyak kaum muda yang
dapat menjadi contoh, teladan yang baik. Sebaliknya tidak selamanya mereka yang
lebih tua dapat dijadikan contoh. Usia muda identik dengan semangat, keluasan
cakrawala, dan mobilitas yang tinggi. Namun usia muda memerlukan pengasahan
untuk lebih bijaksana dan sabar. Berpijak dari pemikiran seperti itu, tidaklah
perlu adanya perdebatan antara kepemimpinan tua dan muda. Mari kita lihat
spiritnya. Jika yang muda tidak diberi kesempatan untuk berlatih memimpin,
tentulah sulit bagi mereka untuk dapat memimpin. Sebaliknya, mari kita belajar
kepada pemimpin yang lebih tua untuk lebih bijaksana. Lebih dari itu, lebih
baik belajar mengawali dengan menjadi pemimpin untuk diri sendiri
tanpa mempersoalkan tua ataupun muda. Saya percaya bahwa seorang pemimpin ada
karena dibentuk dan menjadi tua itu suatu hal yang pasti, namun menjadi dewasa
adalah suatu pilihan.
Setiap
pemimpin memang mempunyai kekuasaan, tapi bukan untuk menjadi penguasa.
Pemimpin adalah pemegang tanggung jawab untuk membawa orang-orang yang
dipimpinnya mencapai tujuan bersama, bukan sibuk mewujudkan keinginan sendiri
bersama-sama. Pemimpin adalah pelayan, bukan yang dilayani. Tapi, ketika semua keadaan
berbalik, siapa yang disalahkan? Sepertinya banyak kesalahpahaman yang terjadi.
Ketika posisi seorang pemimpin diibaratkan sebagai subjek tunggal yang memiliki
kekuasaan penuh, yang akan diperlakukan secara ekslusif bila dibandingkan orang
lain. Banyak tawaran menggiurkan ketika mendudukinya, namun saya lebih senang
menyebutnya sebagai episode akhir dari sebuah kepemimpinan jika ia terlena
karenanya. Pemimpin harus melepaskan jaket keegoannya sebagai seorang individu
karena permasahan bersama yang jadi prioritas.
Pemimpin Muda Diperlukan dalam
MSDM, alasannya?
Pemimpin
muda. Kata yang terdengar sangat hebat dan berpengaruh. Menjadi pemimpin di
usia muda adalah sesuatu yang pastinya membanggakan. Ditangannya lah nasib apa
yang dipimpinnya, tanggungjawabnya begitu besar disaat usianya masih tergolong
sebagai pemuda. Sebenarnya, jika konteksnya adalah menjadi seorang pemimpin.
Muda dan tua sama saja. Sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Posisi pemimpin itu tetap banyak yang memperebutkannya.
Muda dan tua sepintas hanya persoalan
siapa yang duluan hidup. Tetapi terkait dengan kepemimpinan, kita bisa melihat
perbedaan signifikan antara kepemimpinan anak muda dengan kepemimpinan orang
tua. Orang tua jelas lebih berpengalaman, lebih bijaksana. Tetapi seiring
dengan perkembangan kejiwaanya, orang tua tertentu relatif lebih membutuhkan
pengakuan dan penghormatan, lebih ingin didengar. Dalam hal tempo kerja,
tentunya orang tua lebih lambat dalam menyelesaikan sesuatu. Anak muda secara
usia masih "kurang banyak makan garam" dan perlu "petuah"
orang tua. tetapi dari segi gagasan, pada umumnya anak muda berfikir lebih
segar dan berani mengambil resiko. Lebih bisa menerima kritik dan
gagasan-gagasan pembaruan. Tempo kerja lebih cepat dan tentunya stamina fisik
lebih fit.
Anak muda ketika harus bekerjasama
dengan orang tua biasanya mengalami hambatan tempo kerja, "nuansa
ketimuran yang tinggi" dan perlu kemampuan adaptasi psikologis yang kadang
menghambat kecepatan kerja. Orang tua bagi anak muda dianggap sebagai
penghambat, karena terlalu banyak pertimbangan, terlalu ingin dihormati dan
didengar. Sebaliknya, menurut orang tua, anak-anak muda kadang-kadang gegabah,
terlalu berani dan perlu diragukan kemampuanya. Sehingga orang tua masih perlu
banyak mengarahkan mereka. Bagi orang tua tertentu, ketika melihat anak-anak
muda tampil berkreasi, maka anak muda ini dianggap "nyelonong" dan
arogan, melawan dan tidak menghormati orang tua. Anak muda versus orang tua
memang seringkali jadi persoalan. Tetapi tidak selamanya. Jika disinergikan,
orang tua punya pengalaman dan kebijaksanaan. Anak muda punya gagasan dan
energi. Sifat-sifat yang
mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin. Paling tidak, dapat dikatakan
bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur kecakapan pokok, yaitu:
1. Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa
setiap manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan
keadaan yang berlainan.
2. Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.
3. Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang
dapat mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi dan sekaligus
menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi (Tatang M. Amirin). Pendapat
lain, menyatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur pokok yang
mendasarinya, yaitu : [1] Seseorang pemimpin harus memiliki kemampuan persepsi
sosial [sosial perception]. [2] Kemampuan berpikir abstrak [abilitiy
in abstrakct thinking]. [3] Memiliki kestabilan emosi [emosional
stability].
Jadi
pemimpin muda dibutuhkan dalam MSDM karena kecakapannya melihat masalah lebih
baik daripada pemimpin yang berumur. Pemimpin muda juga lebih banyak menyiapkan
strategi dalam membentuk membangun dan memberdayakan Sumber Daya Masyarakatnya
melalui MSDM.
PENUTUP
Dari penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa pemimpin muda bisa menjadi tauladan dan bisa mengatur dan
mengembangkan Sumber Daya Masyarakat lewat MSDM yang benar. Pemimpin muda bisa
dijadikan contoh walaupun dengan sedikit pengalaman yang ada dengan bantuan
dari pemimpin – pemimin senior yang lainnya. Pemimpin muda juga lebih memiliki
ideologi yang tinggi, daya juang yang tinggi dan keluasan cakrawala. Oleh
karena itu pemimpin muda diperlukan dalam Management Sumber Daya Masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar