Pengertian Kertas dan Pulp
Siapa yang
tidak butuh kertas? Pastinya tidak ada orang yang tidak menggunakan kertas.
Kertas sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari baik dalam skala kecil
maupun besar. Kertas adalah barang yang berwujud lembaran-lembaran tipis yang
dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp yang telah mengalami
pengerjaan pengeringan, ditambah beberapa bahan tambahan yang saling menempel
dan saling menjalin, serat yang digunakan biasanya berupa serat alam yang
mengandung selulosa dan hemiselulosa. Pulp
adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu)
melalui berbagai proses pembuatannya ( mekanis, semikimia, kimia). Pulp terdiri
dari serat - serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas.
Secara umum,
kertas dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kertas budaya dan kertas industri.
Yang termasuk kertas budaya adalah kertas-kertas cetak dan kertas tulis,
diantaranya adalah kertas kitab, buku, koran dan kertas amplop. Sedangkan yang
termasuk kertas industri adalah kertas kantong kertas minyak, pembungkus buah-buahan,
kertas bangunan, kertas isolasi elektris, karton dan pembungkus sayur-sayuran.
Kertas
dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak
kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih
(tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adanya
kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan
arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa
dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar.
Tetapi bahan
baku dari kertas yaitu kayu, jika digunakan secara terus menerus bisa
menyebabkan jumlah kayu di Bumi semakin menipis. Salah satu pabrik di kawasan
Blabak, Magelang yaitu Pabrik PT. Kertas Blabak telah berdiri sebuah pabrik
kertas yang ramah lingkungan. Pabrik ini menggunakan kertas bekas sebagai bahan
bakunya. Bahan baku tersebut didapatkan dari beberapa daerah seperti di Solo,
Jawa Tengah. Pabrik ini tidak hanya menggunakan bahan baku yang menghemat
pengeluaran pasokan kayu sebagai bahan bakunya. Tetapi, pabrik ini juga
mempunyai IPAL sendiri yang mengontrol jumlah limbah air dari proses pembuatan
kertas bekas menjadi kertas layak pakai kembali.
Nah, dari
berdirinya pabrik tersebut, kita bisa mendapat inspirasi bahwa kita tidak hanya
terpaku pada satu bahan dasar untuk mendapatkan keuntungan, bahkan dengan bahan
baku alami yang lainya, setidaknya kita bisa menghemat kayu dunia, khususnya di
Indonesia.
Berikut adalah beberapa variasi atau bahan alami lainnya yang bisa
dijadikan bahan baku kertas :
1. Kertas dari Eceng Gondok (Eichornia crassipes ) dan Daun Nanas
Eceng
gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Perkembangbiakan
eceng gondok sangat tinggi dan cepat sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai
gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah
menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Perkembangan tumbuhan air
enceng gondok di perairan sangat pesat. Sekilas tanaman enceng gondok tidak
berguna.
Bagi
masyarakat di sekitar pinggiran sungai, enceng gondok adalah tanaman parasit
yang hanya mengotori sungai dan dapat menyebabkan sungai menjadi tersumbat atau
meluap karena enceng gondok terlalu banyak. Bagi masyarakat yang tinggal di
pinggiran danau, eceng gondok hanya dianggap sebagai tanaman pengganggu yang
menghalangi transportasi di danau tersebut dan menyebabkan danau menjadi kotor.
Kenyataan tersebut menyebabkan eceng gondok dianggap sebagai tanaman penggangu,
tetapi bila kita jeli mencari peluang, tanaman eceng gondok akan sangat
bermanfaat dan dapat memberikan peluang usaha sebagai bahan dasar Kertas.
Begitu
juga daun nanas yang merupakan salah satu alternatif tanaman penghasil serat
yang selama ini hanya dimanfaatkan buahnya saja sebagai sumber bahan pangan,
sedangkan daun nanas sendiri tidak dimanfaatkan sehingga menjadi limbah yang
sebenarnya berpotensi. Di Indonesia tanaman nanas sudah banyak
dibudidayakan, terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Tanaman nanas akan
dibongkar setelah dua atau tiga kali panen untuk diganti dengan tanaman baru,
oleh karena itu limbah daun nanas terus berkesinambungan sehingga cukup
potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuat kertas yang dapat
memberikan nilai tambah.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah Daun nanas,
Eceng gondok, air bersih, soda api (NaOH) dan Ca(ClO)2.
Alat-alat utama yang digunakan terdiri
dari Drum kapasitas 20 Liter, Ember plastic, Blender, Gunting, Neraca digital,
Mistar, Mikrometer Skrup, Tearing Strength Test, Tensile Strength Test.
Cara Kerja
Pada percobaan awal dilakukan pembuatan pulp daun nanas dan pulp eceng
gondok, drum dengan kapasitas 20 liter diisi air sebanyak 15 liter, ke dalamnya
dilarutkan 225 gram NaOH (soda api). Kemudian 1,5 kg tangkai eceng gondok
kering dan daun nanas kering dimasukkan ke dalam drum yang sudah berisi larutan
soda api. Proses pulping/pemasakan dilakukan pada suhu air mendidih
selama 1,5 jam, setelah 1,5 jam akan didapat eceng gondok atau daun nanas dalam
bentuk bubur yang menyatu dengan air. Lalu dicuci dan dilakukan proses Bleching.
pembuatan pulp daun nanas dan eceng gondok ini dilakukan secara terpisah, dan
bubur kertas dikeringkan dengan panas matahari.
Setelah
pulp daun nanas dan eceng gondok kering, maka dilakukan pencampuran, dengan
komposisi perbandingan persen berat pulp daun nanas dan pulp eceng gondok
(100:0)%, (80:20)% (60:40)% (40:60)% (20:80)% (0:100)%. Pulp eceng gondok dan
daun nanas yang telah dicampurkan direndam dengan air selama 24 jam, lalu
diblender dan dicetak dengan ukuran cetakan 30x15 cm. dan dikeringkan dengan
matahari selama 1 jam.
2.
Batang
Pisang Sebagai Bahan Dasar Kertas Daur Ulang
Batang
pisang juga dapat di olah menjadi kertas, yaitu setelah mengalami proses
pengeringan dan pengolahan lebih lanjut. Proses pembuatan kertas dari bahan
batang pisang pertama – tama yang harus dilakukan adalah, batang pisang tadi
dipotong kecil- kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu di jemur di bawah
terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi kering proses
berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak, namun pada saat
proses perebusan sebaiknya di tambah dengan formalin atau kostik soda maksudnya
adalah di samping untuk mempercepat proses pelunaan juga untuk menghilangkan
getah-getah yang masih menempel pada batang pisang tadi, pada proses berikutnya
batang pisang yang sudah lunak tadi disaring dan dibersihkan dari zat-zat kimia
tadi baru kemudian di buat bubur ( pulp) dengan cara di blender. Baru kemudian
dicetak menjadi lembaran – lembaran kertas.
3.
Kertas
dari Kulit Singkong
Kulit
singkong yang sudah di cuci diblender bersama lem. Lem ini untuk merekatkan
bahannya. Setelah halus, bubur kulit singkong itu lalu dicetak di atas kain yang
telah dilengkapi screen dan rakel. Bubur
yang diletakkan di atas kain dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah kering,
barulah dicabut dari kain dan kertas sudah dapat digunakan. Jika cuaca cerah,
pengolahan kertas menggunakan kulit singkong tersebut biasanya hanya
membutuhkan waktu satu hingga dua jam saja. Cara yang sama juga dilakukan untuk
bahan baku limbah kertas. Kertas dari kulit singkong ini bisa dikatakan sangat
ramah lingkungan. Karena bahan baku utamanya adalah limbah. Untuk mewarnai
kertas pun, bisa menggunakan bahan alami. Misalnya, menggunakan kunyit untuk
warna kuning dan pandan agar warna kertas menjadi hijau.
Nah, dari beberapa alternative
kertas ramah lingkungan tersebut, kita bisa memilih untuk mengembangkannya
menjadi suatu perusahaan besar yang akan membawa keuntungan tanpa merugikan
bumi dan tanpa harus takut kehilangan bahan baku kayu.
References
: