MASALAH
YANG DIHADAPI
KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA
Listrik memegang peranan yang
vital dalam kehidupan. Dapat dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber
energi utama dalam setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. Mulai
dari peralatan dapur hingga mesin pabrik-pabrik besar bahkan pesawat terbang,
semua memerlukan listrik.
Umumnya listrik diperoleh dari
mengubah energi kinetik melalui generator menjadi listrik. Energi kinetik untuk
menggerakkan generator bisa diperoleh dari uap yang dihasilkan dari pembakaran
sumber energi fosil, seperti minyak, batubara dan gas atau bisa juga dari
aliran air atau dari aliran udara. Intinya adalah energi listrik dihasilkan
dari pengubahan sumber energi lain.
Kebutuhan listrik di Indonesia
saat ini sebagian besar disupply dari sumber energi fosil. Dalam beberapa waktu
terakhir ini, harga bahan bakar minyak mengalami kenaikan yang sangat berarti.
Cadangan minyak bumi pun semakin menipis dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun
mendatang. Cadangan batubara dan gas pun jumlahnya terbatas. Disamping itu,
saat ini terjadi pemanasan global akibat polusi yang ditimbulkan dari
pembakaran sumber energi fosil. Hal ini menuntut kita mencari sumber energi
alternatif yang bersih dan tidak terbatas untuk menghasilkan listrik.
Konsumsi listrik Indonesia setiap
tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Di kota besar Indonesia, listrik seakan terpenuhi meskipun permintaan dan
penggunaannya semakin besar. Tapi, di sebagian daerah terpencil Indonesia,
masih saja ada daerah yang tidak terjamah oleh listrik. Mereka masih hidup
dalam kegelapan sedangkan di kota besar ada yang memanfaatkannya sesuka hati.
ENERGI FOSIL
PENGHASIL LISTRIK MENIPIS
Borosnya penggunaan listrik di
Indonesia telah menghabiskan sebagian dari ketersediaan fosil yang ada di bumi.
Bahan bakar fosil terbentuk lewat proses
alamiah berupa pembusukan dari organisme yang mati ratusan juta tahun lalu.
Dinosaurus, pepohonan, dan hampir semua mahluk hidup yang mati, terendapkan di
tanah, dan sekarang telah menjadi minyak bumi, gas alam, atau batu bara. Gas
alam berbentuk gas, minyak bumi berbentuk cair, dan batu bara berbentuk padat.
Perbedaan wujud mereka disebabkan perbedaan pada tekanan dan panas yang mereka
terima di perut bumi selama jutaan tahun.
Bahan bakar fosil adalah
sumberdaya tak terbarukan karena perlu jutaan tahun untuk terbentuk, dan sumber
yang ada lebih cepat habis ketimbang terbentuk yang baru. Produksi dan
pemakaian bahan bakar fosil menyebabkan masalah-masalah lingkungan. Hal ini
terjadi karena saar pembakaran batu bara dapat memicu hujan asam dan polusi
udara, dan telah dihubungkan dengan pemanasan global karena komposisi kimia
dari batu bara dan sulitnya memindahkan pengotor dari bahan bakar padat ini
untuk pembakaran. Hujan asam disebabkan oleh emisi nitrogen oksida dan sulfur dioksida
ke udara. Emisi tersebut bereaksi dengan uap air di atmosfer, menciptakan bahan
asam (asam sulfur, asam nitrit) yang jatuh sebagai hujan.
SOLUSI
Mematikan lampu di siang hari
Matikan lampu disaat siang hari, meskipun anda sanggup untuk membayar tagihan listriknya namun kepedulian akan lingkungan juga sangatlah penting.
Menggunakan lampu hemat energi
Lampu hemat energi sangat beragam jenisnya, ada lampu energi dengan bentuk XL seperti Philip. Akhir-akhir ini muncul lagi lampu hemat energi terbarukan yang pembuatannya berasal dari gabungan lampu LED (Light Emiting Diode). Lampu hemat energi sejenis LED akan mampu menghemat energi bahkan lebih dari 60% sehingga kebutuhan energi dalam negeri akan bisa tercukupi. Selain itu penggunaan energi yang berlebihan juga akan menimbulkan terjadinya pemanasan global. Sekarang kita bayangkan, di Indonesia masih banyak pembangkit listrik tenaga batubara. Jika kita menggunakan energi secara boros tentu saja pembakaran batubara akan semakin banyak, namun jika kita bisa berhemat maka pembakaran batubara bisa di hemat pula.
Matikan lampu disaat siang hari, meskipun anda sanggup untuk membayar tagihan listriknya namun kepedulian akan lingkungan juga sangatlah penting.
Menggunakan lampu hemat energi
Lampu hemat energi sangat beragam jenisnya, ada lampu energi dengan bentuk XL seperti Philip. Akhir-akhir ini muncul lagi lampu hemat energi terbarukan yang pembuatannya berasal dari gabungan lampu LED (Light Emiting Diode). Lampu hemat energi sejenis LED akan mampu menghemat energi bahkan lebih dari 60% sehingga kebutuhan energi dalam negeri akan bisa tercukupi. Selain itu penggunaan energi yang berlebihan juga akan menimbulkan terjadinya pemanasan global. Sekarang kita bayangkan, di Indonesia masih banyak pembangkit listrik tenaga batubara. Jika kita menggunakan energi secara boros tentu saja pembakaran batubara akan semakin banyak, namun jika kita bisa berhemat maka pembakaran batubara bisa di hemat pula.
References
0 komentar:
Posting Komentar